Pada ulang tahun ke-37 GKI ini, adalah baik bagi kita untuk melihat ulang keberadaan kita sebagai gereja. Sudah menjadi hal yang biasa ketika gereja disebut sebagai tanda Kerajaan Allah di dunia. Persoalannya tentu bukan pada sebutannya, sekalipun itu baik, tetapi pada praktik hidupnya. Apakah gereja yang mendaku diri tanda Kerajaan Allah telah menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah sebagaimana yang diperlihatkan oleh Yesus dalam karya-Nya di dunia?
Selama ini, seiring dengan gereja yang semakin membesar, sering kali tanpa sadar membentuk dirinya menjadi semakin kaku dan pampat. Akibatnya, aturan yang menjadi panglima. Bahkan, kadang aturan diberlakukan secara represif untuk menjadi jalan keluar agar keteraturan dapat terjadi. Ini bisa dimaklumi, sebab tanpa aturan yang tegas dan jelas maka kekacauan dapat terjadi. Namun, apakah dengan aturan itu gereja kehilangan hakikatnya sebagai tanda Kerajaan Allah?
Joas Adiprasetya mengingatkan bahwa gereja memiliki watak misional, relasional, dan inkarnasional. Watak misional mempersaksikan Allah yang mengarahkan cinta-Nya kepada dunia. Watak relasional menunjukkan identitas gereja sebagai komunitas alternatif yang menampilkan persekutuan tiga Pribadi Allah Trinitas. Watak inkarnasional menunjukkan identitas Gereja yang hadir Secara konkret dan terlihat di tengah-tengah dunia (Materi Konven Pendeta GKI 2018). Apakah wajah itu masih kita jumpai dalam kehidupan menggereja kita?
Pada praktiknya, wajah gereja sering kali memunculkan ketegangan antara apa yang disebut kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Kesalehan ritual adalah tindak-tanduk beragama yang menekankan hukum dan aturan. Apa yang tertulis, itu yang dipraktikkan. Kesalehan sosial menekankan praktik kehidupan sehari-hari. Tentu saja praktik itu dilandaskan pada nilai agama, tetapi fokusnya pada manusia atau kernanusiaan.
Menyambut ulang tahun GKI, adalah baik jika kita sebagai bagian dari GKI untuk berdiam sejenak merenungkan kiprah kita sebagai gereja. Sudahkah GKI menjadi bagian dari tanda Kerajaan Allah hadir untuk memanusiakan sesama dan juga semesta? (ASP)
