Menghadapi tantangan dan ancaman dalam hidup, manusia sering tergoda untuk mengambil jalan aman. Jalan aman yang dianggap dapat menyelamatkannya dari segala risiko ketika mengatakan kebenaran. Bisa jadi dalam mengatakan kebenaran kita akan dimusuhi, dijauhi bahkan difitnah. Meskipun demikian, sebagai umat Tuhan kita dipanggil untuk tetap menyatakan kebenaran apa pun risikonya. Dalam menghadapi risiko, Tuhan menjanjikan perlindungan dan penyertaan-Nya kepada setiap umat-Nya yang dengan berani melakukan kebenaran.
Dalam Lukas 4: 21–30 kita melihat keberanian Yesus untuk tetap menyatakan kebenaran meskipun pada akhirnya la dibenci oleh orangorang Nazaret. Keberanian-Nya bersumber dari penyertaan Roh Allah yang membimbing-Nya untuk mengajar dengan penuh hikmat. Meskipun Yesus menghadapi risiko besar yang mengancam nyawa-Nya, la dapat menghadapi-Nya karena Roh Allah menyertai-Nya.
Yeremia juga menghadapi risiko yang sama dalam menjalankan tugas perutusannya. Dalam Yeremia 1: 4–10 Allah memanggilnya untuk menjadi nabi atas umat-Nya. Dalam panggilan itu Yeremia merasakan ia tidak pandai dalam berkata-kata karena masih muda. Namun Allah memberikan janji bahwa la akan menyertai Yeremia untuk melakukan tugasnya. Demikian pula setiap orang percaya yang menjawab panggilan-Nya akan diberikan penyertaan Tuhan ketika la melakukan dalam ketaatan. (KH)